Dakwah Silaturrahmi Menggapai Ridho Allah

Kamis, 28 Juni 2012

Fardhu Kifayah terhadap Mayyit

MANDIKAN MAYYIT Aidi Rahmat, S.Hi ( email : aidi.rahmat@yahoo.co.id ) Yang paling berhaq memandikan. Berdasarkan fatwa syeikh Mohammad shaleh Al Utsaimin dalam kitab Syarhul Mumti’ “: Orang yang diwashiatkan untuk memandikan. Bapak kemudian kakek mayyit Kerabat terdekat dan seterusnya dari Ashabahnya Kemudian kerabat yang lain Syarat – syarat mayyit yang dimandikan. Mayat orang Islam. Berdasarkan surah At Taubah ayat 84 : وَلا تُصَلِّ عَلَى أَحَدٍ مِنْهُمْ مَاتَ أَبَداً وَلا تَقُمْ عَلَى قَبْرِهِ إِنَّهُمْ كَفَرُوا بِاللَّهِ ( Janganlah kamu shalat atas mayyit salah seorang dari mereka, dan jangan kamu berdiri diatas quburnya, sesungguhnya mereka telah kafir kepada Allah ) Mayat itu bukan mati shahid (tidak berperang di jalan ALLAH) mayat itu masih ada tubuhnya, meskipun sedikit atau sepotong Adab Memandikan Mayyit Menutup muka mayit ketika dibawa ketempat pemandian . Disebutkan dalam kitab Sabilul Muhtadin Menutup Aurat mayyit ketika memandikan dan diberi atap,serta menutupinya dari pandangan orang banyak. Sudah menjadi kesepakatan para Ulama’. Mengangkat kepala & bahu, seolah – olah dalam posisi duduk.Lalu mengurut perutnya dengan perlahan, agar kotoran yang masih tersisa dapat keluar dan memperbanyak penyiraman air. ( Syeikh Abdullah Bin jibrin ) menggunakan sarung tangan ketika membersihkan qubul dan dubur mayyit, juga tidak dibenarkan menyentuh kemaluannya secara langsung. ( Syarhul Mumti’ ) Disukai memakai sarung tangan ketika membersihkan tubuh mayyit yang lain ( Syarhul Mumti’ ) Berniat memandikannya, tetapi sebagian Ulama’ ada yang tidak mewajibkan niat dalam memandikan jenazah, dan inilah pendapat yang dipegang oleh Imam Nawawi Rahimahullah. Membaca basmalah ( Syeikh shalih Al fauzan) Memulai dari anggota – anggota wudhuk. Berdasarkan Hadits riwayat Imam : ابدأن بميامنها، ومواضع الوضوء منه ( Mulailah dari yang sebelah kanan dan dari tempat – tempat wudhuk ) Jangan memasukkan air di mulut dan hidungnya, tetapi memasukkan dua jarinya yang basahi di hidung dan mulutnya. Memandikannya dengan air dan bidara atau sabun, memulai dengan kepala dan jenggotnya, kemudian sebelah kanan dari sisi leher, dada,lambung, paha, betis telapak kaki bagian kanan.Lalu dibalik sebelah kiri, kemudian dibasuh punggung bagian kanan. Berdasarkan Hadits riwayat Imam Bukhari : اغسلوه بماءٍ وسدر ( Mandikanlah ia dengan air dan sidr ) ابدأن بميامنها ( Mulailah dari bagian kanannya ) Kemudian memandikan bagian tubuhnya yang kiri seperti itu. Memandikannya yang kedua kali dan ketiga kali seperti yang mandi pertama. Jika belum bersih, ia menambah sampai bersih dalam hitungan ganjil. Berdasarkan Hadits yang diriwayatkanoleh imam Bukhari. اغسلنها ثلاثاً، أو خمساً، أو سبعاً، أو أكثر من ذلك، إن رأيتن ذلك. قالت: قلت: وتراً؟ قال: نعم، ( Mandikanlah ia dengan tiga kali, lima atau tujuh kali, atau lebih banyak dari pada itu, jika dipandang perlu. Ummu ‘athiyah berkata : Aku bertanya : dengan ganjil ? kata Nabi : Ia ) Air hangat, boleh digunakan bila diperlukan ( Syarhul Mumti’ ) menjadikan bersama air pada mandi yang terakhir kafur barus atau minyak wangi. Berdasarkan Hadits yang diriwayatkanoleh imam Bukhari, Muslim, dll. واجعلن في الآخرة كافوراً أو شيئاً من كافور ( Jadikanlah ada akhir pemandian mereka dengan campuran kafur atau sedikat dari kafur ( barus )) jenazah perempuan dijadikan rambutnya tiga kepangan dan diuraikan dari belakang. Berdasarkan Hadits yang diriwayatkanoleh imam Bukhari, Muslim, dll. [فضفرنا شعرها ثلاثة أثلاث: قرنيها وناصيتها] وألقيناها خلفه ( Lalu kami jalin rambutnya menjadi tiga jalinan, ( dua dikanan dan dikiri, dan satu di tengah ), dan kami letakan jalinan itu dibelakangnya ) jika keluar dari seseorang (kotoran dan semisalnya) setelah dimandikan, dicuci tempatnya, diwudhukan, dan ditutupi tempatnya dengan kapas ( Syeikh moh. At Tuwaijiry ) Jika kesulitan memandikan mayyit, karena : Tidak ada air, khawatir terpotong – potong bila dimandikan, mayyit seorang perempuan & tidak ada suami serta wanita lain, atau sebaliknya, maka mayyit seperti ini cukup ditayammumkan ( Syeikh shaleh Al Fauzan ) Menutupi aib si mayyit . Berdasarkan riwayat Imam Al Hakim : من غسل مسلماً فكتم عليه غفر له الله أربعين مرة (Barangsiapa yang memandikan mayit, lalu ia menutupi aidnya, maka Allah ampuni dosanya sebanyakempat puluh kali ) Bagi yang memandikan mayyit, disunnahkan untuk mandi. Berdasarkan riwayat dari Imam Abi Daud من غسل ميتاً فليغتسل، ومن حمله فليتوضأ Mengkafani Mayyit Kain kafan serta biayanya diambil dari harta si mayyit sendiri, meskipun hartanya sampai habis, tidak ada yang tertinggal lagi. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari dari Khabab al Art هاجرنا مع رسول الله صلى الله عليه وسلم في سبيل الله ، نبتغي وجه الله، فوجب أجرنا على الله، فمنا من مضى لم يأكل من أجره شيئاً، منهم مصعب بن عمير، قتل يوم أحد، فلم يوجد له شيء، (وفي رواية: ولم يترك) إلا نمرة، فكنا إذا وضعناها على رأسه خرجت رجلاه، وإذا وضعناها على رجليه خرج رأسه، فقال رسول الله صلى الله عليه وسلم :((ضعوها مما يلي رأسه(وفي رواية: غطوا بها رأسه)، واجعلوا على رجليه الإذخر)). ( Kami hijrah bersama Rasulullah di jalan Allah, untuk mencari keridhaan Allah. Maka kami mendapat ganjaran dari Allah.Ada diantara kami yang meninggal, tidak menikmati Pahalanya ( di dunia ) sedikat pun. Diantara mereka adalah Mus’ab bin umar. Ia terbunuh pada hari uhud, dan Ia tidak memiliki apa – apa.( Dalam riwayat lain : ia tidak meninggalkan apa – apa ). Kecuali sepotong burdah. Apabila kami selimutkan di kepalanya tampaklah kakinya. Dan apabila kami selimutkan kakinya, tampaklah kepalanya. Rasulullah bersabda : Letakanlah disekitar kepalanya ! ( Dalam riwayat lain : Selimutkan kepalanya dengannya ). Letakan di kedua kainya idzkhir). Di dalam kitab I’anatuth Thalibin disebutkan : Tidak boleh kafan itu bertuliskan ayat Al Qur’an, atau sesuatu dari Nama – nama Allah. Disunnahkan mengkafani jenazah laki-laki dalam tiga lipat kain putih yang baru. Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh imam Bukhari, Muslim Dan Ashhabussunan ) ((إن رسول الله صلى الله عليه وسلم كُفّن في ثلاثة أثواب يمانية بيض سحولية، من كرسف، ليس فيهن قميص، ولا عمامة، [أُدرج فيها أدراجاً] )) ( Sesungguhnya Rasulullah dikafani dengan tiga lembar pakaian yaman yang berwarna putih dari suhl, yang bahannya dari kapas, tanpa memakai baju dan kemeja, ( dikenakan kepada beliau ) Kalau dikafani dengan selain kain putih, atau hanya dengan selembar kain juga boleh.Sebagaimana yang disebut di dalam kitab Syarhul Mumti’. setiap lembar disapu dengan wangi - wangian atau minyak wangi Disediakan tali pengikat sebanyak tiga, lima atau tujuh utas yang diletakkan di bawah kain kafan tersebut. Hendaklah disediakan kapas yang disapu dengan wangi-wangian dan kain dibawah kapas sebagai popok yang digunakan untuk menutup kemaluan. Sebagaimana yang disebut oleh syeikh Abdullah Jibrin di dalam kitab Al janaiz. Hendaklah membubuhi wangi – wangian pada lekuk – lekuk wajahnya dan tujuh anggota sujud . Sebagaimana yang disebut oleh syeikh moh. Jibrin di dalam kitab Al janaiz. Boleh membubuhi seluruh anggota tubuh mayyit dengan wangi – wangian. Sebagaimana yang disebut oleh syeikh Abdullah Jibrin di dalam kitab Al janaiz. Hendaklah kain kafan tersebut diselimutkan atau ditutupkan dari lembar yang paling atas sampai lembar yang paling bawah Semua tali pengikat mayat hendaklah disimpul hidup disebelah kiri Menggulung ujung kain pada kepala dan kaki. Sebagaimana yang disebut oleh syeikh Abdullah Jibrin di dalam kitab Al janaiz. Lipat kearah kaki dan kepala. Sebagaimana yang disebut oleh syeikh Abdullah Jibrin di dalam kitab Al janaiz. Jenazah wanita, dikafani dengan lima lapis kain. Yaitu : - Dua helai kain untuk menutupi seluruh tubuhnya - Baju kurung - Kerudung - Kain Sarung Melepas ikatan ketika sudah dimasukan kedalam qubur. Sebagaimana yang tersebut dalam kitab Syarhul Mumti’ MENSHALATKAN MAYYIT Bagi jenazah lelaki, Imam yang akan mendirikan solat ke atasnya hendaklah berdiri searah dengan kepala jenazah itu Bagi jenazah perempuan, Imam hendaklah berdiri searah dengan lambung atau bahagian tengah jenazah itu Berdasarkan riwayat Abi Dawud dari Abu Ghalib Al Khayyat ((شهدت أنس بن مالك صلى على جنازة رجل، فقام عند رأسه، (وفي رواية رأس السرير) فلما رفع، أتي بجنازة امرأة من قريش أو من الأنصار، فقيل له : يا أبا حمزة هذه جنازة فلانة ابنة فلان فصل عليها، فصلى عليها، فقام وسطها، (وفي رواية عند عجيزتها، وعليها نعش أخضر) وفينا العلاء بن زياد العدوي، فلما رأى اختلاف قيامه على الرجل والمرأة قال: يا أبا حمزة هكذا كان رسول الله صلى الله عليه وسلم يقوم حيث قمت، ومن المرأة حيث قمت؟ قال: نعم، قال: فالتفت إلينا العلاء فقال: احفظوا)). Tentang tempat untuk mengerjakan solat jenazah, diperbolehkan di dalam masjid, di surau atau di tempat lainnya yang memungkinkan solat berjemaah dengan syarat tempatnya itu luas dan bersih Rukun shalat jenazah : 1. Niat mendirikan solat jenazah yang dimaksudkan 2. Berdiri bagi yang berkuasa 3. Bertakbir empat kali 4. Salam Melakukan takbir pertama sambil mengangkat kedua tangannya hingga kedua pundaknya, atau sampai kedua telinganya. Berdasarkan riwayat Imam tirmiza dari Abi Hurairah Meletakkan tangan kanannya di atas punggung telapak tangan kirinya di atas dadanya. Berdasarkan riwayat Imam Ibn Hibban dari Abdullah bin Abbas Berta'awwudz, membaca basmalah, membaca al- Fatihah pelan-pelan dan terkadang membaca surah bersamanya pada takbir pertama. Berdasarkan riwayat Imam Bukhari Dari Thalhah Bin Abdillah Bin Auf, juga riwayat riwayat Imam Nasai dari Abu Umamah Bin Sahl Pada takbir kedua membaca shalawat kepada Nabi. Bacaannya : اللهم صلِّ على محمد وعلى آل محمد، كما صليت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد، اللهم بارك على محمد وعلى آل محمد، كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم إنك حميد مجيد Berdasarkan riwayat imam Syafi’i dari Abi Umamah Kemudian melakukan takbir yang ketiga dan berdoa dengan ikhlas للَّهُمَّ اغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ وَعَافِهِ وَاعْفُ عَنْهُ، وَأَكْرِمْ نُزُلَهُ، وَوَسِّعْ مَدْخَلَهُ، وَاغْسِلْهُ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ، وَنَقِّهِ مِنَ الْخَطَايَا كَمَا نَقَّيْتَ الثَّوْبَ اْلأَبْيَضَ مِنَ الدَّنَسِ، وَأَبْدِلْهُ دَارًا خَيْرًا مِنْ دَارِهِ، وَأَهْلاً خَيْرًا مِنْ أَهْلِهِ، وَزَوْجًا خَيْرًا مِنْ زَوْجِهِ، وَأَدْخِلْهُ الْجَنَّةَ، وَأَعِذْهُ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِحَيِّنَا وَمَيِّتِنَا وَشَاهِدِنَا وَغَائِبِنَا وَصَغِيْرِنَا وَكَبِيْرِنَا وَذَكَرِنَا وَأُنْثَانَا. اَللَّهُمَّ مَنْ أَحْيَيْتَهُ مِنَّا فَأَحْيِهِ عَلَى اْلإِسْلاَمِ، وَمَنْ تَوَفَّيْتَهُ مِنَّا فَتَوَفَّهُ عَلَى اْلإِيْمَانِ، اَللَّهُمَّ لاَ تَحْرِمْنَا أَجْرَهُ وَلاَ تُضِلَّنَا بَعْدَهُ. اللَّهُمَّ إِنَّ فُلاَنَ بْنَ فُلاَنٍ فِيْ ذِمَّتِكَ، وَحَبْلِ جِوَارِكَ، فَقِهِ مِنْ فِتْنَةِ الْقَبْرِ وَعَذَابِ النَّارِ، وَأَنْتَ أَهْلُ الْوَفَاءِ وَالْحَقِّ. فَاغْفِرْ لَهُ وَارْحَمْهُ إِنَّكَ أَنْتَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ. اَللَّهُمَّ عَبْدُكَ وَابْنُ أَمْتِكَ احْتَاجَ إِلَى رَحْمَتِكَ، وَأَنْتَ غَنِيٌّ عَنْ عَذَابِهِ، إِنْ كَانَ مُحْسِنًا فَزِدْ فِيْ حَسَنَاتِهِ، وَإِنْ كَانَ مُسِيْئًا فَتَجَاوَزْ عَنْهُ. Jika yang dishalati anak kecil, maka membaca : "اللهم اجعله ذخرًا لوالديه، وفرطا، بصالح سلف المؤمنين، واجعله في كفالة إبراهيم، وقه برحمتك عذاب الجحيم Kemudian ia bertakbir yang keempat Salam ke sebelah kanan. Berdasarkan hadits riwayat Imam Daruquthni Dari Abi Hurairah ((أن رسول الله صلى الله عليه وسلم صلى على جنازة فكبر عليها أربعاً، وسلم تسليمة واحدة)). ( Sesungguhnya Rasulullah shalat atas sebuah jenazah, lalu ia bertakbir empat kali, dan salam dengan satu kali salam ) Barang siapa yang ketinggalan takbir, ia mengqadhanya menurut tata-caranya Sunnah bahwa jenazah dishalatkan secara berjamaah dan jumlah shaf (barisan) tidak kurang dari tiga shaf. Berdasarkan riwayat Imam Thabrani dari shahabat Abi Umamah Seorang pemimpin atau wakilnya adalah yang lebih berhak menjadi Imam dari pada wakilnya. Berdasarkan riwayat Imam Al Hakim dari Abu Hazim إني لشاهد يوم مات الحسن بن علي، فرأيت الحسين بن علي يقول لسعيد ابن العاص- ويطعن في عنقه ويقول: - تقدم فلولا أنها سنة ما قدمتك ( sesungguhnya saya benar- benar hadir pada hari kematian Hasan bin Ali, saya melihat husein bin Ali berkata kepada Said bin ash sambil menekan tengkuknya: Majulah, kalau bukan karena hal ini sunnah, saya tidak akan menyuruhmu ) Dan ini menjadi pendapat Imam Syafi’i dalam Qaul Qadimnya. Bila pemimpin atau wakilnya berhalangan, maka yang paling berhak adalah yang paling banyak hafalan Al Qur’annya.Berdasarkan hadits yang dikeluarkan oleh Muslim dari Abu Mas’ad al badri al anshary يؤم القوم أقرؤهم لكتاب الله، فإن كانوا في القراءة سواء فأعلمهم بالسنة، فإن كانوا في السنة سواء فأقدمهم هجرة، فإن كانوا في الهجرة سواء فأقدهم سلماً، ولا يؤمن الرجلُ الرجلَ في سلطانه، ولا يقعد في بيته على تكرمته إلى إلا بإذنه ( Yang mengimami suatu qaum adalah yang paling banyak hafalan qur’annya, bila sama, maka yan paling banyak tahu tentang sunnah, bila sama, yang lebih dahulu hijrah. Bila sama, yang lebih dahulu islam. Dan jangan seseorang menjadi Imam bagi orang lain di dalam kekuasaannya. Dan jangan orang itu duduk di dalam rumahnya di dalam kemuliaannya, kecuali atas izinnya ) Apabila beberapa mayat berkumpul, baik laki – laki atau perempuan dan mereka dishalatkan sekalian, maka yang paling dekat Imam adalah jenazah laki – laki. Berdasarkan riwayat dari An Nasa’i dari Ibnu Umar. أنه صلى على تسع جنائز جميعاً، فجعل الرجال يلون الإمام، والنساء يلين القبلة، فصفهن صفاً واحداً، ووضعت جنازة أم كلثوم بنت علي امرأة عمر بن الخطاب وابن لها يقال له: زيد وضعاً جميعاً، والإمام يؤمئذ سعيد بن العاص، وفي الناس ابن عباس وأبو هريرة وأبو سعيد وأبو قتادة، فوضع الغلام مما يلي الإمام، فقال رجل: فأنكرت ذلك، فنظرتُ إلى ابن عباس وأبي هريرة وأبي سعيد وأبي قتادة فقلت: ما هذا ؟ قالوا: هي السنة ( Bahwasanya Ibn Umar pernah menshalatkan sembilan jenazah secara bersama – sama. Maka beliau meletakan jenazah laki – laki dekat Imam dan jenazah perempuan dekat qiblat, maka ia menshafkan mereka dengan satu shaf. Dan jenazah Ummu khaltsum binti Ali istri Umar bin khattab dan anak lelakinya bernama Zaid diletakan bersama. Dan gubernur saat itu adalah Said bin Ash, Sedang diantara orang – orang itu adalah Ibn Abbas, Abu Hurairah, Abu Said dan Abu Qatadah. Maka ia meletakan jenazah anak laki – laki dekat Imam,Berkatalah seseorang : Aku memandang hal ini aneh. Lalu aku melihat Ibn Abbas, Abu Hurairah, Abu said dan Abu qatadah. Dan kukatakan: Apa ini ? Mereka mengatakan : Ini adalah Sunnah. ) Orang yang dikuburkan sebelum dishalatkan, atau baru dishalatkan oleh sebagian orang. Maka boleh menshalatkannya diatas kuburan, dengan syarat imamnya bukan orang yang sudah menshalatkannya. Berdasarkan Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Ibnu Abbas مات رجل- وكان رسول الله صلى الله عليه وسلم يعوده- فدفنوه بالليل، فلما أصبح أعلموه، فقال: ما منعكم أن تعلموني؟ قالوا: كان الليل، وكانت الظلمة، فكرهنا أن نشق عليك. فأتى قبره فصلى عليه، [قال: فأمنا، وصفّنا خلفه]، [وأنا فيهم]، [وكبر أربعاً] Boleh bertakbir lebih dari empat, yaitu : Lima kali ( Riwayat Imam muslim dari Abdurrahman bin Abi Laila ) Enam atau tujuh kali ( Riwayat Imam Thahawi dari Abdi Khair dan musa bin abdullah bin yazid ) Sembilan kali (Riwayat Imam Thahawi dari Abdullah bin Zubair ) Membawa & Menguburkan Mayyit Disunnahkan mengikuti jenazah & mengiringinya kekuburan. Berdasarkan hadits yang dikeluarkan oleh Imam Bukhari - Muslim : "من شهد جنازة حتى يصلى عليها؛ فله قيراط، ومن شهدها حتى تدفن؛ فله قيراطان" . قيل: وما القيراطان ؟ قال: "مثل الجبلين العظيمين" ( Barangsiapa yag menyaksikan jenazah hingga dishalatkan atasnya, maka baginya satu qirath, dan barangsiapa yang menyaksikannya hingga dikuburkan maka baginya dua qirath, ditanyakan : Apa itu dua Qirath ? Nabi menjawab : seperti dua gunung yang besar ) Jenazah dibawa oleh empat orang laki-laki, pejalan kaki berada di depan dan belakangnya, dan yang berkenderaan berada di belakangnnya. Berdasarkan Hadits yang dikeluarkan oleh Imam Abu Daud Jenazah muslim dimakamkan di pemakaman kaum muslimin, laki-laki atau perempuan, besar atau kecil. Hal ini sudah menjadi tradisi yang berjalan mulai dari masa Nabi, Sampai saat sekarang ini, Diantara dalilnya adalah sebuah Hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abu Daud dari shahabat Basyir bin khashashiyyah. Tidak boleh menguburkan pada waktu - waktu terlarang. Berdasarkan hadits yang dikeluarkan oleh Imam Muslim dari Shahabat Uqbah Bin Amir R.A. ((ثلاث ساعات كان رسول الله صلى الله عليه وسلم ينهانا أن نصلي فيهن، أو أن نقبر فيهن موتانا: حين تطلع الشمس بازغة حتى ترتفع، وحين يقوم قائم الظهيرة حتى تميل الشمس، وحين تضيّف الشمس للغروب حتى تغرب)). Kubur harus digali dalam-dalam, diluaskan, diperbaiki. Berdasarkan hadits yang dikeluarkan oleh Imam Abi Daud dan tirmizi dari Shahabat Hisyam Bin Amir R.A. "احفروا وأوسعوا وعمقوا" (Galilah, luaskanlah dan perdalamlah) Penataan kubur tempat mayat ada dua cara yang dibolehkan :: a. Lahad : yaitu melubangi liang kubu ke arah kiblat (ini yang afdhal) b. Syaq : Melubangi ke bawah di pertengahan liang qubur karena kedua model ini dilakukan pada masa Rasulullah, tetapi model pertama lebih diutamakan dari model kedua.Berdasarkan riwayat Imam Ibnu Majah dari shahabat Anas Bin malik. ((لما توفي النبي صلى الله عليه وسلم كان بالمدينة رجل يلحد، وآخر يضرح، فقالوا: نستخير ربنا، ونبعث إليهما، فأيهما سبق تركناه، فأرسل إليهما، فسبق صاحب اللحد، فلحدوا للنبي صلى الله عليه وسلم)). Dalam kondisi darurat boleh menguburkan dalam satu lubang dua mayat atau lebih, dan yang lebih didahulukan adalah yang lebih afdhal di antara mereka. Berdasarkan Hadits riwayat Imam Bukhari dari Shahabat Jabir bin Abdilah. Berdiri terhadap jenazah ada dua macam : Berdiri Karena Jenazah lewat. Berdiri bagi yang menghantarkan jenazah, sampai jenazah diletakan diatas tanah Yang menurunkan mayat adalah kaum laki-laki (meskipun mayatnya perempuan). Alasannya adalah : - Itulah yang biasa dilakukan pada masa Nabi - Lelaki lebih kuat dari wanita - Jika wanita yang menguburkan , hal itu akan menyebabkan tersingkapnya sebagian auratnya Para wali-wali si mayyit lebih berhak menurunkannya . Berdasarkan keumuman surah Al Ahzab ayat 6. ﴿وأولوا الأرحام بعضهم أولى ببعض في كتاب الله) Boleh seorang suami mengerjakan sendiri penguburan istrinya. Berdasarkan hadits riwayat Imam Ahmad dari Aisyah ((دخل عليّ رسول الله صلى الله عليه وسلم في اليوم التالي الذي بُدئ فيه ، فقلت: وارأساه! فقال: وددت أن ذلك كان وأنا حي، فهيأتك ودفنتك. قالت: فقلت:غيرى : كأني بك في ذلك اليوم عروساً ببعض نسائك! قال: وأنا وارأساه! ادعي لي أباك وأخاك حتى أكتب لأبي بكر كتاباً؛ فإني أخاف أن يقول قائل، ويتمنى متمنٍ: أنا أولى! ويأبى الله عز وجل والمؤمنون إلا أبا بكر )). Dipersyaratkan bagi yang menguburkan wanita; yang semalam itu tidak menyetubuhi isterinya. Berdasarkan hadits yang diriwayat oleh Imam Bukhari dari shahabat anas bin malik ((شهدنا ابنةً لرسول الله صلى الله عليه وسلم، ورسول الله صلى الله عليه وسلم جالس على القبر، فرأيت عينيه تدمعان. ثم قال: هل منكم من رجل لم يقارف الليلة [أهله]؟ فقال أبو طلحة : [نعم]: أنا يا رسول الله! قال: فانزل. قال: فنزل في قبرها، [فقبرها]. Menurut sunnah: memasukkan mayat dari arah belakang liang kubur . Berdasarkan riwayat Imam ibn Abi Syaibah Meletakkan mayat di atas sebelah kanannya, wajahnya menghadap kiblat, kepala dan kedua kakinya melentang ke kanan dan kekiri kiblat.Ini adalah kebiasaan yang berlaku sejak zaman Rasulullah sampai sat ini. Bagi para pengiring, disunnahkan untuk menabur 3 genggaman tanah kedalam qubur, setelah mayat diletakan didalam qubur.Berdasarkan riwayat Ibn Majah dari shahabat Abi Hurairah ((أن رسول الله صلى الله عليه وسلم صلى على جنازة، ثم أتي بالميت فحثا عليه من قبل رأسه ثلاثاً)). Orang yang meletakkan mayat di kubur membaca : بسم الله وعلى ملة رسول الله Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Imam Abi daud dari shahabat Ibn Umar. Setelah menimbun kubur disunnahkan hal - hal berikut : a. Meninggikan kubur sekitar sejengkal dari permukaan tanah, tidak diratakan, supaya dapat dikenal dan dipelihara serta tidak dihinakan .Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Hibban dari shahabat Jabir bin Abdillah ((أن النبي صلى الله عليه وسلم ألحد له لحد، ونصب عليه اللبن نصباً، ورفع قبره من الأرض نحواً من شبر)). b. Qubur itu dibuat gundukan.Berdasarkan hadits riwayat Al Bukhari dari sufyan At Tamar ((رأيت قبر النبي صلى الله عليه وسلم [وقبر أبي بكر وعمر] مسنماً)) c. Memberi tanda dengan batu atau selain batu supaya dikenali.Berdasarkan riwayat dari Abi Dawud dari Abdullah bin Al Muthallib bin Hanthab ((لما مات عثمان بن مظعن أخرج بجنازته فدفن؛ أمر النبي صلى الله عليه وسلم رجلاً أن يأتيه بحجر، فلم يستطع حمله، فقام إليها رسول الله صلى الله عليه وسلم وحسر عن ذراعيه، قال المطلب: قال الذي يخبرني عن رسول الله صلى الله عليه وسلم : كأني أنظر إلى بياض ذراعي رسول الله صلى الله عليه وسلم حين حسر عنهما ثم حملها فوضعها عند رأسه، وقال: أتعلم بها قبر أخي، وأدفن إليه من مات من أهلي)). d. Berdiri di kubur sambil mendoakan dan memerintahkan kepada yang hadir supaya mendoakan dan memohonkan ampunan juga . Berdasarkan riwayat Abi Dawud Dari Shahabat Utsman bin Affan ((استغفروا لأخيكم، وسلو له التثبيت، فإنه الآن يسأل)). Boleh membongkar jenazah karena tujuan yang dibenarkan . Berdasarkan hadits yang diriwayatkan oleh Al Bukhari dari shahabat Jabir bin Abdillah ((أتى رسول الله صلى الله عليه وسلم عبد الله بن أبي بعد ما أدخل حفرته، فأمر به فأخرج، فوضعه على ركبتيه ونفث عليه من ريقه، وألبسه قميصه.[قال جابر: وصلى عليه]، فالله أعلم، [وكان كسا عباساً قميصاً])). Disukai berwudhu' bagi orang yang menghantar jenazah. Berdasarkan Hadits yang dikeluarkan oleh Imam Abu Daud Duri, 09 MARET 2012 Pemakalah Aidi Rahmat, S.hi

0 komentar: